Pada posting-posting sebelum ini, saya juga menjelaskan hal-hal mengenai “The Exposure Triangle”, dimana didalamnya terdapat 3 elemen yang penting untuk kita dapat memahami dan menggunakan mode manual pada kamera digital kita. Elemen tersebut adalah Shutter Speed dan Aperture yang telah juga saya jelaskan sebelumnya, dan terakhir adalah ISO yang akan kita bahas pada saat ini.
Apakah itu ISO?
Secara sederhana seperti yang telah saya jelaskan pada posting tentang The Exposure Triangle, ISO adalah ukuran sensitifitas sensor dari digital kamera terhadap cahaya.
Dalam fotografi analog (menggunakan film), ISO (yang sering disebut ASA pada waktu itu) adalah indikasi seberapa sensitif film tersebut terhadap cahaya. Ukuran dari ISO ( ASA) biasa ditulis dengan angka (kita dapat melihat dengan angka 100, 200, 400, 800, dst). Semakin rendah angkanya, semakin rendah sensitifitas film tersebut terhadap cahaya, dan semakin rendah juga noise dari gambar yang kita ambil.
Dalam era digital ini, ISO mengukur sensitifitas sensor kamera terhadap cahaya. Pada prinsipnya sama dengan yang diterapkan di film kamera analog. Semakin rendah angkanya, semakin berkurang sensitifitasnya terhadap cahaya dan semakin rendah juga noise pada gambar yang di hasilkannya. Setting ISO yang tinggi biasa di gunakan untuk situasi yang lebih gelap untuk mendapatkan Shutter Speed yang lebih tinggi (sebagai contoh adalah apabila kita ingin mengambil gambar di dalam ruangan yang cahayanya kurang terang), tetapi tentu saja noise nya akan lebih tinggi.
Saya akan memberi contoh illustrasi untuk memperjelas dengan photo yang ada di bawah ini. Kedua gabar di bawah ini saya ambil dengan menggunakan kamera Canon 50D dengan lensa manual Carl Zeiss Planar f1.4/50mm dengan menggunakan Aperture F8. Gambar sebelah kiri saya menggunakan ISO 100, terlihat gambar lebih “bersih” dibandingkan gambar sebelah kanan yang terlihat lebih “kotor” karena saya menggunakan ISO 3200.
ISO 100 secara umum di sebut “normal” dan akan menghasilkan gambar yang jernih (noise lebih sedikit).
Kebanyakan orang memakai digital kamera dengan mode auto dimana kamera yang akan memilihkan ISO yang tepat secara otomatis tergantung dari kondisi lingkungan dimana gambar akan di ambil (kamera akan secara otomatis menggunakan ISO paling rendah yang paling memungkinkan), tetapi sebagian besar kamera akan mengijinkan kita untuk menentukan ISO sendiri secara manual juga. Saat kita menentukan ISO sendiri secara manual, anda akan menemukan itu berefek pada Shutter Speed dan Aperture yang berubah untuk menghasilkan gambar yang memiliki Exposure tepat. Sebagai contoh, apabila anda menaikkan ISO dari 100 menjadi 400, itu akan berefek kepada kemampuan untuk menggunakan Shutter Speed yang tinggi dan / atau Aperture yang kecil.
ISO adalah aspek yang cukup penting di dalam digital photography untuk dimengerti jika anda ingin lebih dapat mengendalikan kamera anda. Sekali lagi, satu-satunya cara terbaik untuk dapat memahami dengan lebih detail adalah dengan mencoba, mencoba dan mencoba.
Saya berharap saat ini kita dapat lebih memahami apa dan bagaimana yang disebut dengan ISO ini.
Anda juga dapat membaca posting saya yang lain yang menjelaskan tentang apa itu The Exposure triangle, Shutter Speed, dan Aperture untuk lebih memahami lagi.